Menteri Pertanian Lepas Ekspor Perdana Ayam Olahan ke Papua Nugini

By Admin

Foto: Dokumentasi Kementan 

nusakini.com - Menteri Pertanian, yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Inovasi dan Teknologi Pertanian, Dr. Ir. Mat Sykuur, MS., melepas ekspor perdana produk ayam olahan ke Papua Nugini. Acara yang berlangsung pada hari Senin 13 Maret 2017 ini dilaksanakan di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Bertindak selaku tuan rumah dan pemilik produk ayam olahan adalah PT Charoen Pokphand Indonesia.

Lewat staf ahlinya, menteri pertanian mengungkapkan rasa syukur bahwa produk olahan Indonesia sudah menembus pasar Papua Nugini. 

“Kiriman perdana akan kita lepas sebanyak 1000 karton, dengan berat bersih sekitar 6000 kilogram atau seukuran kontainer 20 kaki. Mudah-mudahan berikutnya ekspor produk ke Jepang dan Vietnam bisa segera direalisasikan,” kata Mat Syukur mewakili menteri pertanian. 

Produksi ayam ras nasional saat ini surplus dengan tingkat konsumsi daging ayam sekitar 10 kg/kapita/tahun. Statistik Peternakan tahun 2016 mencatat populasi ayam pedaging mencapai 1,59 miliar ekor, ayam petelur mencapai 162 juta ekor dan ayam bukan ras mencapai 299 juta ekor. Angka-angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,2% dibandingkan populasi tahun 2015. Produksi daging unggas menyumbang 83% penyediaan daging nasional dan produksi daging ayam ras menyumbang 66% dari jumlah itu. 

“Salah satu upaya untuk mengendalikan harga yang sangat berfluktuasi adalah dengan membuka pasar di luar negeri,” ungkap Mat Syukur lebih lanjut. Menteri pertanian berharap agar, pelaku industri perunggasan dapat menjual produknya ke luar negeri sehingga pasar dalam negeri dapat diisi oleh produk unggas peternakan rakyat. 

Ekspor kali ini adalah produk ayam olahan berbentuk nugget, sosis dan bakso yan gtelah melalui proses pemanasan lebih dari 70 derajat Celsisus selama lebih dari satu menit. Beberapa negara belum dapat menerima daging ayam segar beku dari Indonesia karena Indonesia belum memenuhi syarat bebas dari Avian Influenza. 

PT CPI adalah salah satu perusahaan yang telah memperoleh Sertivikasi NKV (Nomor kontrol Veteriner) yang merupakan penjaminan pemerintah terhadap keamanan produk hewan. 

“Ayan yang dipotong dan diolah PT CPI berasal dari peternakan yang telah menerapkan prinsip animal welfare dan sistem kompartemen bebas AI, itu yang membuat Ditjen PKH telah mengeluarkan sertifikasinya,” kata Mat Syukur memberikan penjelasan. 

Pemerintah saat ini sedang mendorong beberapa perusahaan ayam olahan yang telah mendapatkan persetujuan dari Jepang untuk segera merealisasikan ekspornya. Jepang telah menyetujui 4 (empat) perusahaan untuk mengekspor ayam olahan. Keempat perusahaan itu adalah 

1. PT Malindo Food Delight Plant Bekasi,

2. PT So Good Food Plant Cikupa

3. PT Charoen Pokphand Plant Serang

4. PT Bellfood Plant Gunung Putri.

Perkembangan terakhir tim auditor dari Jepang telah datang untuk melakukan audit pada bulan Februari lalu. Hasil audit itu telah melakukan pemeriksaan terhadap 4 (empat) perusahaan di atas ditambah dengan satu perusahaan baru yakni PT Cahaya Gunung Food Plant Boyolalu yang telah diusulkan sejak tahun 2015. 

“Standar keamanan pangan Jepang sangat tinggi. Bisa menembus persyaratan itu memeperlihatkan bahwa unit produksi ayam olahan di Indonesia memiliki standar produksi yang baik. Kita akan mampu mengekspor tidak hanya ke Jepang, tetapi dapat menembus ke negara lain seperti, Singapura, Malaysia, Timor Leste, dan sebagainya,” tutup Mat Syukur.(p/mk)